You must have JavaScript enabled in order to use this theme. Please enable JavaScript and then reload this page in order to continue.
Loading...
Logo Desa Penaruban
Penaruban

Kec. Bukateja, Kab. Purbalingga, Provinsi Jawa Tengah

Situs web Desa Penaruban menyediakan berbagai informasi publik, termasuk artikel tentang asal usul desa, data wilayah, dan susunan pemerintahan yang diperbarui secara berkala Sejarah Desa

RTLH TAHUN 2025 SUMBER DANA APBD PROVINSIJAWA TENGAH

Pemdes Penaruban 04 November 2025 Dibaca 2 Kali

Sentuhan APBD Jateng Wujudkan Impian Enam Keluarga atas Rumah Tidak Layak Huni (RTLH)

 

Bukateja, Purbalingga – Di sebuah sudut Desa Penaruban yang tenang, harapan dan semangat baru sedang menggelora. Bagi enam kepala keluarga (KK) di desa ini, akhir tahun 2025 akan menjadi penanda babak baru dalam kehidupan mereka. Mereka adalah para penerima manfaat program Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni (RTLH), sebuah program strategis dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah yang dianggarkan melalui APBD. Dengan dana bantuan sebesar Rp 20.000.000 per rumah, atau total Rp 120.000.000, program ini bukan sekadar tentang renovasi fisik bangunan, melainkan tentang memulihkan martabat, menjamin keamanan, dan menanamkan optimisme untuk masa depan yang lebih baik.

Pekerjaan fisik sudah dimulai pada awal November 2025 dan ditargetkan rampung dalam tempo satu bulan, tepat pada awal Desember 2025. Sebuah timeline yang ketat yang membutuhkan koordinasi dan dedikasi tinggi dari semua pihak yang terlibat.

Daftar Penerima Bantuan: Wajah-Wajah Di Balik Cerita

Program ini menyentuh hati mereka yang paling membutuhkan di berbagai sudut dusun. Berikut adalah nama-nama penerima bantuan yang telah melalui proses verifikasi dan musyawarah yang ketat:

  1. Mukhlisin (RT 02/RW 02): Pasangan muda yamg memiliki rumah dengan ala kadarnya, berlantai tanah berdinding papan lama serta beratap seng bekas.
  2. Joko Priyono (RT 03/RW 02): Sebagai buruh harian lepasdengan penghasilan pas-pasan, ia harus membesarkan dua anaknya di dalam rumah yang tidak layak.
  3. Khayatul Muftadin (RT 01/RW 03): Seorang santri yang juga bekerja sebagai karyawan pabrik, kondisi rumahnya yang minim membuatnya kerap khawatir akan keselamatan keluarganya.
  4. Indra Wibowo (RT 02/RW 03): Seorang anak muda yang tinggal dengan ayah yang seorangduda,dan kakakperempuan beserta anaknya, rumahnya yang reyot nyaris roboh diterpa angin kencang.
  5. Latifah (RT 03/RW 03): Pasangan muda dengan satu orang anak yang berjuang sendirian membesarkan anak-anaknya, dinding bilik rumahnya sudah tidak mampu lagi menahan hawa dingin malam.
  6. Suwandi (RT 02/RW 04): Seorang petani yang ironisnya tidak pernah mampu memperbaiki rumahnya sendiri, struktur pondasinya sudah tidak stabil.

Strategi Pelaksanaan: Memaksimalkan Anggaran untuk Material Berkualitas

Menyadari bahwa anggaran Rp 20.000.000 per rumah harus digunakan dengan sangat efisien, Pemerintah Desa Penaruban, bersama tim koordinator, menerapkan strategi yang jitu. Kepala Desa Penaruban, Kamsir, S.Sos., menjelaskan, "Prinsip kami dalam program RTLH kali ini adalah memaksimalkan anggaran untuk pengadaan bahan material. Kami ingin memastikan bahwa setiap rupiah dari uang rakyat ini diubah menjadi material terbaik yang bisa kami dapatkan, seperti semen, bata merah, Herbel, kayu kaso, reng, dan seng gelombang yang berkualitas."

Strategi ini diterapkan dengan model swakelola dan gotong royong. Keluarga penerima bantuan, dengan difasilitasi oleh tim koordinator dan didukung oleh warga sekitar melalui tradisi sambatan (gotong royong), akan menyumbangkan tenaga untuk proses pembangunannya. "Dengan model seperti ini, biaya tenaga kerja bisa ditekan secara signifikan. Yang kita bayar adalah materialnya, sedangkan tenaga adalah wujud kebersamaan dan kepedulian sosial warga Penaruban," tambah Kamsir,S.Sos dengan penuh semangat.

Model ini dinilai paling cocok untuk kondisi desa. Selain lebih hemat, ia juga membangun rasa memiliki dan tanggung jawab kolektif. Warga sekitar tidak hanya menjadi penonton, tetapi menjadi bagian aktif dalam membangun perubahan untuk tetangga mereka.

Tim Koordinator: Ujung Tombak Keberhasilan di Lapangan

Untuk memastikan program berjalan lancar, akuntabel, dan tepat sasaran, dibentuklah tim koordinator yang diketuai oleh Sekretaris Desa Penaruban, Sumarno. Anggota tim terdiri dari Sururi, Fikri Amali, dan Ajis Mustofa. Mereka adalah para perangkat desa yang andal dan memahami betul seluk-beluk masyarakat.

Sekretaris Desa Sumarno, sang koordinator, memaparkan tugas detail timnya. "Tugas kami multi-aspek.

Pertama, verifikasi administrasi dan teknis. Kami pastikan data penerima benar-benar eligible.

Kedua, kami membantu penerima bantuan menyusun Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang realistis dan fokus pada pembelian material.

Ketiga, kami yang akan mengkoordinir pembelian material secara borongan ke salah satu supplier material dengan sitem pembayaran CMS (Cash Management System) untuk keenam rumah untuk mendapatkan harga yang lebih murah dari supplier.

Keempat, monitoring harian. Kami akan sidak ke setiap lokasi untuk memastikan material digunakan sesuai peruntukan dan progres pengerjaan sesuai jadwal.

Kelima, kami yang akan membuat laporan pertanggungjawaban lengkap kepada pemerintah desa dan atasannya."

Fikri Amali, salah satu anggota tim, menambahkan, "Kami juga berperan sebagai mediator antara keluarga penerima bantuan dengan warga yang akan bergotong royong. Kami yang mengatur jadwal sambatan agar tidak bentrok dengan aktivitas warga yang lain."

Harapan yang Dibangun dari Pondasi yang Kokoh

Menyambut program ini, para penerima bantuan tidak bisa menyembunyikan rasa syukur dan harunya. Indra Wibowo, salah satu penerima, berbagi cerita. "Sudah bertahun-tahun saya berdo’a dan berharap akan bantuan ini.Kondisi rumah kami yang tidak layak, Kalau hujan, air masuk dan angin berembus. Anak-anak sering batuk-batuk. Saya tidak punya biaya untuk memperbaiki. Bantuan ini seperti jawaban dari doa yang kami panjatkan setiap malam. Sekarang, impian punya rumah tembok yang hangat untuk keluarga bisa terwujud," ujarnya dengan suara bergetar.

Dampak program RTLH ini diyakini akan melampaui sekadar aspek fisik. Seorang ahli sosiologi pedesaan dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Dr. Arif Wibisono, M.Si., yang diwawancarai secara terpisah, menyatakan, "Program bantuan rumah seperti RTLH memiliki efek multiplier yang signifikan. Pertama, ia meningkatkan derajat kesehatan masyarakat karena lingkungan hidup yang lebih higienis. Kedua, ia mengurangi beban psikologis dan stres akibat ketidaknyamanan tempat tinggal. Ketiga, ia memperkuat kohesi sosial melalui praktik gotong royong. Dan yang keempat, dari sudut pandang ekonomi, dana yang dikucurkan akan berputar di masyarakat lokal, misalnya dengan membeli material dari toko bangunan terdekat."

Sebuah Komitmen untuk Keadilan Sosial

Program RTLH di Desa Penaruban ini adalah bukti nyata komitmen Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dalam memerangi kemiskinan struktural dan ketimpangan. Bantuan yang tepat sasaran dan dikelola dengan prinsip akuntabilitas dan partisipatif seperti ini merupakan model yang patut diacungi jempol.

Kepala Desa Kamsir,S.Sos menutup percakapan dengan pesan yang berwawasan ke depan. "Ini baru enam rumah. Masih banyak lagi warga kami yang membutuhkan. Keberhasilan program tahun 2025 ini akan menjadi portofolio dan pembelajaran berharga bagi kami untuk mengajukan tambahan kuota di tahun-tahun mendatang. Kami berkomitmen untuk terus memperjuangkan hak-hak warga yang paling terdampak kemiskinan. Karena pada akhirnya, kemajuan sebuah desa bukan hanya diukur dari gedung balaidesanya yang megah, tetapi dari seberapa layak dan nyaman rumah-rumah warganya."

Dengan dimulainya pekerjaan pada awal November ini, denting palu dan deru gergaji akan menjadi simfoni indah yang mengiringi lahirnya harapan baru. Enam rumah ini adalah simbol bahwa di tengah keterbatasan, ketika pemerintah dan masyarakat bersinergi, sebuah fajar baru yang lebih cerah selalu mungkin untuk diwujudkan.

#aditya zenn

 

APBDes 2025 Pelaksanaan

APBDes 2025 Pendapatan

APBDes 2025 Pembelanjaan